Di tengah Laut Nusa Kambangan

 

Juni, 2021

Foto di atas diambil di pemberhentian sementara sebelum melanjutkan perjalanan menuju Nusa Kambangan. Ketika membaca Nusa Kambangan, kalian tak salah. Penjara itu, pulau yang jauh dari siapapun itu, kami menuju ke sana. Tak secara dekat memang, hanya mencoba untuk melihat sekilas seperti apa wujud pulau itu. Di atas sebuah kapal yang tak terlalu besar itu, aku sempat memikirkan sesuatu. Entah perihal apa, tapi kuyakin itu pasti tentang diriku. 

Ditengah-tengah denyut laut yang membuatku mual, aku justru merasakan ada percik bahagia di dalam sana, di tempat yang tak lagi terang benderang, hanya temaram. Tapi cukup membuatku mengenali apa-apa saja yang ada di dalam sana. Aku memandang lurus ke arah lautan lepas.

Selepas-lepasnya. Sebebas-bebasnya. 

Dalam hidup, ada banyak hal yang ingin sekali aku genggam erat, ingin sekali aku bawa ke masa depan. Walau pada akhirnya aku tidak bisa menjanjikan apa-apa, selain menghadirkan diriku sebagai tujuan akhir. Tempat berpulang. Aku beralih menatapnya, sejurus dengan mataku yang mulai sayup-sayup terbuai dengan magisnya berada ditengah-tengah ombak laut. 

Dan aku masih menatapnya. Di detik-detik terakhir sebelum akhirnya aku benar-benar merasakan kehampaan yang terlalu menjurus ke ulu hati. Membuatku semakin mual. Menyakitkan memang, melihat bahwa pada akhirnya yang aku inginkan hanya selepas pandang saja. Tidak bisa aku seret-seret ke dalam duniaku, tak bisa aku jadikan teman berjalan menuju dimensi masa depanku.  Aku lantas menertawai diri sendiri. Tawa yang parau. 

Kini, tak lagi kutatap sosok di depanku itu, melainkan tenggelam dalam setiap deru ombak yang kini memelukku iba. Walau pada akhir cerita cintaku yang kesepian ini tak bisa menjamin apa-apa, aku tetap bisa memeluk diriku sendiri. 

Selama-lamanya. Seerat-eratnya.