bertumbuh dan melewatinya
Aku tidak benar-benar sadar kapan dan di mana semua ini bermula.
Mungkin saat aku merapihkan semua barang-barangku di kamar. Koper yang masih penuh sesak dengan baju-baju sejak aku di perantauan. Tumpukan buku yang belum kususun di rak, serta berbagai barang yang kubawa dari tempat itu ke rumah, ke kamar, ke sarangku yang paling nyaman. Barang-barang itu memberikan nuansa baru yang menjelaskan bahwa ada fase bertumbuh yang kini tengah kujalani dan sudah terlewati. Ada bagian dari mereka yang tidak lagi cocok denganku. Seperti pakaian, buku yang melewati batas umur, tulisan tangan pada jurnal lama, serta hobi yang kutinggalkan begitu saja. Mereka adalah pengingat dan mencatat pertumbuhanku hingga akhirnya kuputuskan untuk melewati dan meninggalkannya.
Bertumbuh dan berhasil melewatinya adalah bagian dari proses bertumbuh. Kita kerap lupa, hidup manusia selalu dinamis, ia bertumbuh, lepas, dan meninggalkan semua yang tak lagi pas dengan masa kini. Manusia suka lupa, ia boleh meninggalkan dirinya dan membentuk diri-diri yang baru; yang bebas, tenang, dan senang.
Bersamaan dengan ini, aku merasa ada bagian dari diriku yang memang sengaja kutinggalkan. Aku tak lagi terikat dengan banyak pertemanan. Aku membatasi diriku hanya untuk orang-orang terkasih. Aku melindungi kewarasanku dengan caraku bukan cara orang lain. Perubahan ini menyiksaku, memunculkan luka-luka baru, membiarkan aku berduka dengan lantang di kamar setiap malam. Apakah ini konsekuensi dari meninggalkan semuanya?
Jika iya, bertahanlah. Kamu tidak kalah dari apapun. Kamu bertumbuh dan berhasil melewatinya.


Komentar
Posting Komentar