Nama Saya Santri
| Assalaam,Solo. |
Selepas sholat ashar tadi, tiba-tiba saja terlintas keinginan untuk menjadi seorang santri lagi. Ya, perkenalkan, nama kedua saya adalah santri. Seorang santri berperawakan mungil diantara teman-teman yang lainnya, yang dulu selalu merengek minta pulang ketika jam besuk sudah habis dan orangtua harus lekas kembali ke rumah. Semua itu, kenangan di beberapa tahun silam.
Banyak hal yang membuat saya merindukan betapa ajaibnya rumah kedua saya ini; Saya selalu diajarkan betapa menjadi orang yang sabar dan ikhlas itu adalah jalan terbaik. Ketika saya merasa sedih, bersujud adalah cara paling ampuh untuk membuat hati kembali tentram.
Nama Saya Santri, dan saya beruntung bisa memiliki nama itu.
Mungkin kalau saya paparkan semua hal yang saya rindukan disana akan memerlukan waktu yang lama. Tidak akan cukup. Semua kenangan manis dan pahit di dalamnya begitu berharga. Menjadi santri adalah hal yang tidak akan pernah saya lupakan.
Saya rindu berbondong-bondong pergi ke masjid. Rindu tidur-tiduran di ubinnya yang super dingin. Rindu mendengarkan tilawah qur'an teman-teman yang Masyaallah merdu sekali. Rindu mengantri kamar mandi padahal perut sudah mulas sejak tadi. Rindu melakukan ritual nyuci baju jama'ah di reservoir tiap minggu. Rindu empet-empetan di kantin atau tokput cuma buat jajan. Rindu nongkrong diem-diem di taman supaya bisa ngeliat si doi. Rindu drama pertemanan yang tidak kunjung usai. Rindu rame-rame ke laundry yang antrinya panjang banget. Rindu latihan paduan suara di Daarul Arqam. Rindu bisa nempelin post-it diem-diem di tiap lemari mereka.
Rindu rayon satu,
Rindu Kesantrian putri,
Rindu Pondok,
Rindu Assalaam dan seisinya deh pokoknya.
Sekarang, sudah hampir tiga tahun sejak hari kebebasan itu aka wisuda. Bayangkan bagaimana rindunya. Apalagi seperti saya yang harus menempuh dengan kereta dengan waktu tujuh jam, atau sebelas jam dengan mobil. Semoga bisa lekas dipertemukan di akhir Bulan Juli nanti. Insyaallah.


Komentar
Posting Komentar