Semalam di Yogyakarta
Memang benar yang mereka katakan, jika sudah rindu segala rintangan akan dilewati. Sama persis yang saya lakukan beberapa minggu yang lalu ketika sudah merasa benar-benar penat. Sebuah kenekatan memesan tiket kereta pada jam tiga dini hari. Dingin sekali, dan harus berada di stasiun sejam sebelumnya.
Dengan mata mengantuk dan perasaan senang tiada tara seakan mengapus semuanya; kantuk, lapar, dan dinginnya udara Purwokerto saat itu.
Sudah lama saya tidak berkunjung ke Kota Gudeg satu ini. Tempat saya pertama kali merasakan apa itu rindu. Dia sudah tumbuh jauuuh lebih baik; Malioboronya, Kulinernya, Bakpia Pathok 25 favorit saya sepanjang masa, serta beberapa destinasi wisata yang semakin memikat banyak hati untuk terus berdatangan ke Kota Gudeg ini.
Bahagia rasanya.
Mendatangi suatu tempat yang dulu, saya dan sahabat saya jadikan tempat berlibur. Sekarang sudah jauh lebih ramai, lebih indah, lebih banyak tawa disana. Mengabadikan beberapa tempat foto yang justru membuat saya terlempar ke dua tahun sebelumnya.
sekali lagi, Kota ini akan terus membuatmu terus terlempar ke kenangan masa lalu. Semoga itu adalah hal yang menyenangkan, bukan yang akan membuatmu membenci Kota ini.
Jalan-jalan kecil di Kota ini selalu punya cerita. Bangunan-bangunan khas Jawanya yang kental, serta keramahan para manusia disana yang selalu membuat betah. Andai tempat saya tinggal seperti ini. Semalam di Yogyakarta pastinya tidak akan cukup, bahkan hati dan raga saya menolak untuk pergi, tapi apa daya, saya harus berkuliah dan kembali ke tempat asal.
Terimakasih karena dipersilakan untuk bermalam di Kota Gudeg ini, terlalu banyak kenangan, terlalu banyak cerita yang saya simpan di Kota ini. Semoga besok-besok bisa terus kemari dan membuat cerita lagi. Sampai jumpa.


Komentar
Posting Komentar