Di depan rumah penderes nira, Pasinggangan
Bermodalkan hashtag throwback, hari itu, tepat di umurku yang menginjak dua puluh dua tahun, it was the precious birthday ever. Tak lain dan tak bukan karena dikelilingi sama manusia-manusia yang humoris, heboh, dan menyenangkan. Walaupun bukan tipikal ulang tahun yang dikasih kue atau kado ini-itu (karena memang aku nggak mau) aku tetap senang bisa ada di dekat mereka. The way they celebrate my birthday with a mainstream b'day song ever, my heart was full. Terdengar lebay tapi rasa syukur dan bahagiaku naik berkali-kali lipat.
Satu poin yang bisa aku highlight adalah, semakin bertambahnya umur, kue ulang tahun dengan krim yang bikin eneg, atau pesta besar-besaran ternyata nggak menjamin adanya ruang damai yang cukup dalam hidup. Maksudku, mau seheboh apapun pestanya, sebanyak apapun kue-kue yang mereka kasih, atau kado-kado yang melimpah ruah, bukan jadi takaran kebahagiaanku. Toh, aku memang tidak mengharapkan mereka memberiku apapun, cukup hadir saja sebagai saksi dan penyemangat bahwa langkahku akan semakin panjang lagi, dan aku harus siap.
Aku masih ingat, hari itu, siang menjelang sore, kita menghabiskan waktu merampungkan project video magang sekaligus tugas kuliah. Di halaman depan rumah Pak Nasun, sambil nyemil chiki yang aku bawa, kita semua tertawa. Entah menertawakan apa saja. Hari itu, di umurku yang baru menginjak dua puluh dua tahun, Tuhan selalu tahu cara menghadirkan kebahagiaan di tengah-tengah kesederhanaan itu.
Duh jadi kangen.
Aku cuma berharap semoga aja di tahun-tahun berikutnya templatenya masih sama; dirayakan dengan manusia-manusia yang bisa membawaku pada definisi cukup. Bener deh, bahagianya itu double kill. Makasih ya Tuhan, sudah menghadirkan mereka untukku. Walaupun tingkahnya bikin geleng-geleng kepala, bikin ketawa sampai keluar air mata, semuanya sesuai porsi. Cukup. Ditambah lagi nggak ada yang malakin aku buat traktir satu kantor. Kalau iya, aku kabur aja kalo gitu.
Sekian throwback waktu ulang tahun di bulan-bulan magang kemarin, kalau ceritanya diterusin terus ngeri jadi novel. Hehe.



Komentar
Posting Komentar