dua-puluh-tiga!
Aku menyisakan beberapa potong brownies hari itu, untuk kujadikan properti pelengkap seperti yang selalu aku lakukan di tanggal yang sama setiap tahunnya. Aku jelas sangat amat terlambat menuliskannya disini, tapi asal kamu tahu, teman tersayangku, tidak ada kata terlambat untuk setiap kasih tulus yang aku taruh diam-diam untukmu. Selain brownies, tak lupa aku membawa pulang dua buah lilin yang masing-masng menyerukan angka 23, umur barunya. Ya, dua-puluh-tiga!
Rasanya seperti baru kemarin aku menuliskan kata-kata membosankan di hari ulang tahunnya. Mungkin sekarang bisa sama membosankannya, tapi ya sudah, hitung-hitung untuk dijadikan kenang-kenangan bahwa ternyata sampai di umur kesekian ini aku masih bersyukur berteman baik dengannya. Andai, andai dia ada di dekatku, atau andai aku ada didekatnya pada saat ulang tahunnya kemarin; aku mau peluk dia erat-erat.
'Ulang tahun lagi, ya? nggak bosen? tapi semoga aja nggak ya, soalnya kamu masih temenan sama aku. Kan aku kayak balon warna-warni, meriah.'
Aku mau jadi balon warna-warninya. Aku mau jadi lilin angka yang kamu tiup setelah diam-diam kamu memanjatkan do'a. Aku mau jadi pelengkap di setiap ulang tahunmu di tahun-tahun yang akan datang. Sebab kamu sama pentingnya di hampir semua rencana di hidupku. Jadi mari rayakan ini bersama-sama, meriah atau tidak biar kamu yang tentukan.
Elfana, teman tersayangku, selalu dan akan selalu aku ucapkan padamu; semoga Tuhan beri kamu dunia yang di dalamnya ada terang dan gelap yang porsinya sama, semoga Tuhan beri kamu tanggal merah sesekali di jadwalmu yang padat merayap itu. Semoga aku masih ada di sana, disampingmu, kapanpun hari-hari menuju dewasamu terasa runyam. Tapi aku tahu, kamu bisa urus semuanya pelan-pelan.
Tahun ini, terserah rencana apa yang ada di otak kamu sekarang, semoga itu benar-benar yang terbaik untukmu. Dengan segenap kasih dan sayang yang nggak akan pernah ada habisnya, kudo'akan selalu.
Selamat ulang tahun, lagi.



Komentar
Posting Komentar