bagaimana bisa aku tanpa kamu?
"kalau di tanya apa hal paling membahagiakan yang Tuhan kasih ke hidupku selama ini adalah bahwa aku punya dua paket lengkap, satu kedua orang tuaku, dan satu lagi sahabatku."
Dari dulu aku selalu berandai-andai seperti apa rasanya memiliki seseorang yang telinganya selalu siap sedia untukmu, hati lapangnya yang bisa dengan mudah menerimamu dari apa adanya dirimu, rentang tangannya yang suatu saat memelukmu dan menarikmu keluar dari lubang hitam nan gelap dalam hidupmu serta kehadirannya membuatmu seperti ingin bersyukur berkali-kali sebab hidupmu berkali-kali pula ditolong olehnya. Aku selalu berandai-andai, dan aku percaya sosok itu ada.
Lantas, biarkan kali ini aku berbicara tentang kamu.
Ternyata sudah delapan tahun kita jalan sama-sama. Pertemanan tiga tahun awal dengan intensitas pertemuan setiap hari lalu tiba-tiba lima tahun berikutnya kita jalani dengan judul pertemanan jarak jauh. Kalau di hubungan pacaran ada long distance relationship, pun itu berlaku sama dengan pertemanan ini. Delapan tahun yang nggak ada mudah-mudahnya. Delapan tahun yang kalau diingat-ingat rasanya kayak nggak mungkin. Kamu nggak pernah maksa aku untuk selalu disitu, selalu ada, tapi naluriku rasanya seperti berteriak lebih kencang dari biasanya; Ayo, Elfana! kita jalan sama-sama!
Elfana, rasa-rasanya beberapa tahun belakangan ini semua terlihat lebih berat dari biasanya. Fase hidup kita yang berubah banyak. Masalah-masalah dalam hidup yang kayaknya nggak ada habisnya hilir mudik dan membuat kepala kita pusing. Nggak jarang buat cemas. Nggak jarang buat kita nangis diam-diam. Nggak jarang buat kita harus belajar cari jalan lain supaya kita bisa terus melanjutkan hidup. Nggak jarang buat kita lagi-lagi harus merelakan. Beberapa tahun terakhir yang berat, beberapa tahun terakhir yang buat aku mau selalu ada di samping kamu.
Elfana, kalau aku bisa bilang langsung, kehadiran kamu di hidupku ibarat lilin yang walaupun cahayanya tak seberapa itu, tapi rasanya cukup. Dan akan selalu cukup. Aku mau berterima kasih atas semua hal yang sudah kita bagi sama-sama selama ini. Atas cahaya yang mengendap-ngendap telah menerangi tiap sisi rasa kalutku, membuatku berani menghadapi ketakutanku sendiri. Menjadi aku yang selalu aku namun dalam versi yang lebih baik. Terima kasih sudah mempersilakan aku masuk dan duduk dalam kepalamu. Menyelami pikirmu. Belajar memahami diri kamu yang semakin berubah seiring berjalannya waktu. Belajar mendengar lagi seperti yang selalu aku lakukan padamu. Walau kadang aku nggak tahu kamu sedang bersembunyi di ruang yang mana dan entah selama apa, but i will always find you, El. I will always find you.
Jarak antara aku dan kamu yang nggak bisa dibilang dekat, lama pertemuan yang sangat bisa dihitung jari, lantas tiba-tiba aku menyadari kamu sudah se-dewasa sekarang. Duh, waktu! kenapa berjalan cepat sekali, ya? Gimana perjalananmu? Seperti apa rasanya? Senangkah? Sedihkah? Diperjalananmu ramai sesak, atau justru kamu merasa kesepian?
Aku mungkin nggak selalu ada di sana. Tapi kamu harus tahu, semua do'a-do'a yang aku rapal tak kenal waktu dan tempat itu selalu tertuju padamu. Di dalamnya kutaruh harapku semoga aku selalu bisa menemukan kamu dan kamu juga bisa dengan mudah menemukanku, di baik dan buruknya keadaanku, di terang dan gelap gulitanya hidupku nantinya. Semoga pertemanan ini nggak buat kamu susah. Nggak buat kamu mau cepat-cepat lari dari aku. Semoga pertemanan ini bisa sampai nanti-nanti. Dan itu biar jadi tugas Tuhan. Tugasku sekarang adalah memastikan bahwa sampai saat ini telingaku masih bisa terus mendengarmu. Kehadiranku masih mengisi satu ruang dalam hidupmu.
Elfana, my another half and the best best best friend I've ever had in life; I'm wishing you a better life because you deserve it. you always deserve it, sayang.



Komentar
Posting Komentar