melahirkan aku kedua kali

 


ketika kuberitahu ibu bahwa aku bukanlah aku, ia menjerit dengan napas yang berisik

menamparku agar aku lekas kembali pada kakiku sendiri

pada dunia yang tak pernah menginginkanku

pada hidup yang menyuruhku untuk mengikat leherku supaya hidupnya tak lagi jadi milikku

pada catatan kelahiranku yang tak pernah mengingat namaku sendiri


Aku menemukan seorang anak kecil yang matanya seperti ingin membunuhku, ia bertanya dengan suara parau,

napas yang tersengal-sengal

tapi mulutnya melahirkan aroma manis seperti permen kesukaanku

“masih ingat aku?”


ketika kuberitahu ibu bahwa aku ingin terlahir lagi, ia memasukkanku dalam kotak yang tak pernah kutahu sebelumnya

baunya seperti kapur barus yang diam-diam kuhidu di lemari ibu, atau kuselipkan di kantong celanaku

ibu mengurungku di dalam sana 

pada kotak kehidupanku yang baru

lantas disuruhnya aku mengingat-ingat alamat rahim yang telah melahirkanku

meminta maaf entah pada dosa yang mana

memaksaku sekali lagi kembali pada kakiku sendiri


ketika kuberitahu ibu bahwa aku adalah anak kecil yang mulutnya semanis permen kesukaanku, ia nyaris pingsan

seperti aku yang tak mau mengingat-ingat siapa dia

kami berdua kesakitan

terkurung dalam satu kotak yang kukira hanya muat satu kakiku saja

tapi ibu di sini

disampingku dengan mata tertutup namun basah layaknya anak sungai

ia menyebut namaku,

nama yang baru, yang sangat aku

ia berbisik lirih, “aku mau melahirkan kamu kedua kalinya”


di dalam kotak yang kukira hanya muat satu kakiku saja

aku dilahirkan kembali,

pada dunia yang berwarna

pada hidup yang membawaku pulang

pada catatan kelahiranku yang menyeru namaku yang baru. 



Komentar

Postingan Populer