perjalanan seperempat abad
Dearest, Raisya
5 July 2024
Banyak perkara-perkara di dunia ini yang sulit aku ingat. Termasuk di dalamnya adalah rute-rute menuju Ibukota, jalur-jalurnya, pemilihan jam-jam sepi dan padat, serta mengingat bahwa aku tak selamanya bisa mendapat tempat duduk dan merasa nyaman selama perjalanan.
Berkatmu, aku mampu menyisakan ruang di kepalaku untuk mau mengingat tulus hatimu. Berkatmu, aku mampu berkelana sendiri walau tak seberani kamu. Seperti halnya google maps, aku tahu, pada akhirnya aku akan aman dan baik-baik saja sampai tujuan.
Raisya, selamat bertambah umur. Semoga dunia mampu memelukmu, menggenggam tanganmu, dan merekah mewangi sampai nanti-nanti. Aku ingin terus berada dalam radarmu; menyaksikan perjalananmu, serta mimpi-mimpi yang perlahan terkabul. Satu demi satu. Semoga Tuhan selalu berbaik hati menyilangkan hidup kita berdua.
Teruslah bersikap baik pada dirimu. Sebab, tak akan ada yang lebih menyayangi dengan segala tumpah ruahnya, selain diri sendiri. Aku senang, hingga saat ini, masih bisa menjangkaumu. Kuharap di kehidupan kita selanjutnya, kamu bisa terus mengingatku sebagai teman.
Aku berharap kamu bisa hidup lebih lama di dunia ini. Umur yang dihujani keberkahan, dan segala hal-hal yang baik serta cukup. Semoga Tuhan beri kamu cukup kekuatan untuk menjalani hari-hari ke depan.
25 dan serentetan angka-angka di masa mendatang.
Beribu sayang untukmu,
Dinar
ps: Jangan pergi lebih dulu, kamu kan petunjuk arahku. Bagaimana bisa aku tanpamu?


Komentar
Posting Komentar