Mengurai hidup melalui musik Bernadya
Album baru Bernadya, Untungnya hidup harus tetap berjalan, silih berganti masuk ke telinga. Kadang aku hapal liriknya, selebihnya tidak. Merdu suaranya menekankan banyak hal yang perlu dikaji lebih hati-hati. Untungnya hidup harus tetap berjalan bagai oase bagi siapa saja yang sudah lelah diperjalanan. Bernadya menyuruh kita lanjut. Melanjutkan yang masih tersisa di hidupmu. Hidup kita semua.
Album ini adalah oase. Menyamarkan sakit hatiku, perkara-perkara yang berkelindan satu sama lain. Bernadya adalah kita semua. Yang menyanggupi diri dan memilih hidup lagi, mau tidak mau. Kalau kamu tanya apa lagu yang kusukai. Aku akan memilih satu dari sekian banyak miliknya yang indah-indah;
Kita kubur sampai mati.
Apa yang harus dikubur?
Hening, sepanjang perjalanan pulang,
Habis, sudah kucurahkan semua,
Hari-hari sebelumnya
kamu masih tetap diam
Seperti aku yang gila
Memaksamu tuk bicara
Hening, sepanjang perjalanan pulang
Lelah, memintamu tetap tinggal
Berharap kusalah dengar
Berharap kau salah ucap
Keputusan sudah bulat
Jadi aku bisa apa?
Saat cinta sudah habis
Sisa janji-janji manis
Yang tak akan ditepati
Kita kubur sampai mati
Ini Bernadya. Tapi bisa jadi kisah ini milikmu. Aku belum pernah ada di hubungan manapun. Aku tak pernah mencintai seseorang. Tapi aku suka lagunya, suaranya, bait-bait liriknya. Melodinya mendayu-dayu. Kurasa jika Bernadya bisa berteriak, sejak awal ia sudah menawarkan itu semua. Tapi lagu ini terdengar melegakan; saat cinta sudah habis, sisa janji-janji manis, yang tak akan ditepati, lalu buat apa? buat apa lagi kamu bertahan di sana? lebih baik kita kubur saja sampai mati.
Menurutku, lagu ini (sesungguhnya) gak hanya menyoal hubungan dengan kekasih. Lagu bisa diinterpretasi dengan banyak maksud. Namun badainya, resahnya, jengahnya, dan luka-luka kecilnya akan tampak sama. Kamu bisa memilih jalanmu, kisahmu, dan waktumu sendiri. Nggak harus persis dengan Bernadya. Tapi semoga sebuncah rasa yang ingin disampaikan olehnya bisa sampai kepadamu.
Melalui Bernadya serta lagu yang kupilih ini, aku mencoba mengurai hidupku. Ada banyak perkara yang sudah lewat tanggal kadaluarsa dan lebih baik...aku kubur sampai mati. Apa aku akan menyesal? Iya. Apa setelahnya aku akan lega? Tentu. Aku mengasihani diriku karena terlalu lama terjerat di ambang batas. Aku tahu ada yang perlu kubereskan, kurapihkan, kukubur dalam-dalam. Aku tak punya banyak keberanian. Oh, itu benar adanya. Tapi berkat Bernadya. Aku mengusahakan diriku untuk melepaskan apa-apa yang sudah tidak bisa lagi digenggam.
Mengusahakan hidup yang lebih tenang dan senang.



Komentar
Posting Komentar